© Jurnasyanto Sukarno / Greenpeace
Pada tanggal 7 Februari 2024, Jakarta disuguhkan dengan pemandangan yang luar biasa: sebuah boneka kayu raksasa dengan wajah Pinokio memimpin sebuah perjalanan keliling kota. Namun, ia tidak sendirian, ia ditemani oleh rombongan marching band yang memainkan lagu-lagu inspiratif dan diikuti oleh ratusan massa dari berbagai kalangan, aksi ini merupakan bagian dari gerakan damai kreatif yang diselenggarakan oleh Koalisi Pilih Pulih.
Aksi tersebut merupakan gabungan dari puluhan lembaga masyarakat sipil, komunitas muda, pelajar, dan mahasiswa yang memiliki tujuan yang sama: membangun kesadaran akan pentingnya pemilihan yang bijak dalam Pemilu 2024. Aksi Koalisi Pilih Pulih mengirimkan pesan kuat tentang perlunya memilih pemimpin yang memiliki komitmen untuk memulihkan negara dari krisis iklim yang semakin genting mengancam hidup masyarakat, ruang demokrasi kian menyempit, serta ketidakpastian masa depan untuk generasi muda. Campaign ini dikemas dengan cara yang menarik dan kreatif, tanpa menimbulkan kerusuhan dan kerusakan. Dalam sepuluh tahun terakhir, kita memang telah menyaksikan berbagai konflik kepentingan dan pengabaian terhadap kepentingan rakyat yang dapat menjadi penyebab rusaknya pondasi sebuah negara. Pengabaian terhadap hukum, proyek-proyek yang dijalankan tanpa pertimbangan yang matang, serta penekanan terhadap kritik dan hak berbicara merupakan gambaran dari kerentanan demokrasi yang kita hadapi. Lebih lanjut, pelanggaran HAM yang terus terjadi dan eksploitasi lingkungan yang merusak menjadi cerminan dari kepemimpinan yang tidak memprioritaskan kepentingan rakyat dan lingkungan.
Dalam menghadapi tantangan ini, diperlukan adanya perubahan nyata dalam kepemimpinan. Kita membutuhkan pemimpin yang benar-benar mewakili kepentingan rakyat, bukan hanya kepentingan segelintir oligarki atau kelompok kepentingan khusus. Pemimpin yang bertanggung jawab, transparan, dan berkomitmen untuk menjaga demokrasi, HAM, dan lingkungan adalah kunci dalam membangun masa depan sebuah negara yang lebih baik.
Melalui aksi ini, Koalisi Pilih Pulih ingin menyampaikan seruan penting kepada para pemilih di seluruh negeri, terutama generasi muda, untuk kembali mencermati dengan seksama visi, misi, gagasan, ide, dan rekam jejak dari para pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, partai politik, serta calon legislatif sebelum akhirnya menentukan pilihan dalam Pemilu 2024.
Dengan aksi ini, Koalisi Pilih Pulih menyatakan sikap dan seruan sebagai berikut:
- Kami akan terus bersuara dan mengajak publik untuk terus bersuara tentang berbagai krisis yang terjadi di Indonesia. Kebijakan ekonomi ekstraktif yang semakin mengukuhkan kuasa oligarki telah melahirkan krisis iklim, pemiskinan, perampasan ruang hidup petani, nelayan, perempuan, masyarakat adat, masyarakat miskin perkotaan, dan kelompok marjinal lainnya. Kondisi ini semakin buruk bagi masa depan anak muda, terlebih diperparah dengan komersialisasi pendidikan yang membatasi akses anak-anak Indonesia terhadap hak atas pendidikan yang murah dan berkualitas.
- Kami akan terus lantang berteriak atas pengkhianatan terhadap konstitusi dan demokrasi, pelanggaran HAM berat dan pelanggaran HAM masa lalu tidak juga dituntaskan, sementara pelanggaran hak asasi manusia terus terjadi. Kami mengajak publik untuk terus menuntut negara menuntaskan pelanggaran HAM dan menghapus impunitas; negara harus mengakui adanya pelanggaran HAM dan mengadili pelakunya.
- Menyerukan kepada publik untuk menjadikan Pemilu 2024 sebagai momentum mendesak kepemimpinan Indonesia ke depan untuk lepas dari kepentingan oligarki, serta untuk memastikan pemulihan krisis multidimensi yang terjadi. Pulih dari kerusakan lingkungan dan krisis iklim, pulih dari ketimpangan agraria, pulih dari berbagai kebijakan yang diskriminatif.
- Mendesak pemerintahan yang akan datang menjalankan transisi energi yang berkeadilan demi mengatasi krisis iklim. Jalankan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan. Berhenti kecanduan dengan bahan bakar fosil, stop solusi palsu!
- Mendesak pemerintahan yang akan datang menghentikan ekspansi pembangunan berbasis lahan skala luas untuk mencapai nol deforestasi, melindungi hutan dan lahan gambut yang tersisa terkhusus di wilayah tanah Papua, memulihkan wilayah- wilayah kritis dan sejalan dengan perlindungan dan pengakuan hak-hak masyarakat adat.
- Mendesak pemerintahan yang akan datang menghentikan segala bentuk diskriminasi, serta memastikan pembangunan yang inklusif sehingga seluruh elemen masyarakat khususnya kelompok marjinal dari berbagai spektrum gender dan orientasi seksual, kelompok minoritas agama dan ras, masyarakat adat dan kelompok difabel dapat selalu dilibatkan aktif dalam pembangunan.
- Melampaui pemilu, kami akan terus memilih bersuara dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus memperkuat partisipasi politik rakyat, agar tujuan demokrasi yang sesungguhnya untuk memastikan jaminan terpenuhinya hak-hak rakyat atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, hak atas kesejahteraan, hak atas keselamatan dan hak atas pendidikan dapat terwujud, demi generasi hari ini dan generasi yang akan datang.
Sumber Utama : Greenpeace Indonesia
Narahubung:
Arie Rompas (Greenpeace Indonesia), 08115200822
Bella Nathania (Indonesian Center for Environmental Law), 081382777068
Meike Inda (Trend Asia), 085268070230
Rahyang Nusantara (Aliansi Zero Waste Indonesia – AZWI), 08118128842
Wirya Adiwena (Amnesty International Indonesia), 08118881724