Terumbu karang itu sebenarnya apa? Batu warna-warni? Tumbuhan? Atau apa sih?
Terumbu karang (Coral Reef) merupakan organisme berupa batuan kapur (CaCO3), dapat ditemukan di pinggir pantai, kurang lebih 50 meter di bawah permukaan laut. Terumbu karang termasuk ke dalam jenis filum Cnidaria, Kingdom Animalia.
Yap, terumbu karang adalah hewan. Penampakan terumbu karang sendiri sangat indah, memiliki beragam warna dan bentuknya seakan memiliki motif.
Iklim Indonesia yang sangat sesuai untuk pertumbuhan terumbu karang membuat Indonesia menjadi negara yang menyumbang 10% luas terumbu karang dunia, atau sekitar 25.000 km².
Luas sekali bukan? Tetapi apakah itu kabar baik? Hmm, mari kita bahas lebih lanjut.
Memang, luas terumbu karang Indonesia luar biasa besar, namun sayangnya, berdasarkan hasil penelitian LIPI 2020, sekarang hanya sekitar 6,42% terumbu karang yang berkategori sangat baik dan sebanyak 33,82% berkategori buruk.
Mengapa ini terjadi?
Gunung meletus dan gempa bumi merupakan faktor alam yang dapat membuat terumbu karang rusak, namun ini tidak sebanding dengan kerusakan yang terjadi karena perbuatan manusia.
Suhu bumi sudah meningkat secara perlahan sejak abad ke-19 dikarenakan pemanasan global. Terumbu karang yang sensitif ini akan mati jika suhu naik meskipun hanya 1 hingga 2 derajat.
Kenaikan suhu air laut akan membuat karang mengalami efek bleaching. Bleaching akan membuat terumbu karang berubah menjadi putih dalam sekejap. Maraknya penangkapan ikan menggunakan bahan peledak juga menjadi ancaman besar bagi terumbu karang.
Bukan hanya itu, bulan Februari ini di Raja Ampat, kapal kandas pengangkut barang dan penumpang milik Kementerian Perhubungan merusak terumbu karang seluas kurang lebih 230 m² karena melintas di perairan dangkal, belum lagi ditambah ulah kapal-kapal tidak bertanggungjawab yang melempar jangkar sembarangan.
Lalu, apa jadinya jika tidak ada terumbu karang?
Terumbu karang adalah rumah bagi kepiting, ikan kerapu, kerang, dan ribuan spesies laut lainnya, jika rusak, mereka akan kehilangan tempat tinggal. Sumber makanan mereka juga berasal dari terumbu karang, pada akhirnya banyak spesies laut akan lenyap setelah sumber makanan mereka menghilang selamanya.
Saat itu juga manusia akan sulit mencari sumber pangan yang kaya protein dari laut. Penduduk pesisir akan kehilangan sumber penghasilan mereka, tidak ada lagi yang mencegah abrasi serta melindungi pantai dari hempasan ombak yang kuat.
Warna-warni terumbu karang yang cantik dan menarik untuk dilihat memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung domestik maupun mancanegara, itulah mengapa terumbu karang sangat berpengaruh di bidang pariwisata, sudah jelas daya tarik pengunjung akan menurun jika terumbu karang tidak dijaga.
Tahukah kamu, terumbu karang yang rusak memerlukan waktu lama untuk pulih seperti semula. Butuh waktu sekitar 50 hingga 150 tahun lamanya, tergantung jenis karang.
Maka dari itu, mari kita lindungi terumbu karang dan segala biota laut, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan sebagai masyarakat Indonesia untuk menyelamatkan terumbu karang di masa pandemi.
Pertama, bantu perlambat pemanasan global dengan mengurangi pemakaian AC, hemat dalam menggunakan listrik, dan menggunakan transportasi umum, sepeda, atau berjalan kaki ketika berpergian. Kedua, membagikan pengetahuan tentang laut melalui sosial media, membuat poster digital, atau cukup me-repost dan share postingan dari akun-akun seperti Greenpeace atau Ocean Defender Indonesia, agar keluarga dan teman-temanmu mengetahui kondisi terkini laut.
Ayo, bersama kita lindungi laut! Mulailah melakukan aksi meskipun kecil.
Don’t let those innocent creatures suffer because of human hands. Our hands can change it, act now.
Disadur dari lautsehat.id
Penulis: Zahira Putri
Editor: Annisa Dian Ndari