KEMBALI DIBUKA, EKSPOR BENIH BENING LOBSTER (BBL) UNTUNGKAN RUMAH SENDIRI ATAU PIHAK ASING ?

Foto: Benih Bening Lobster/Mongabay.co.id

Benih bening lobster (puerulus) merupakan lobster yang belum berpigmen (non pigmented post larva). Dibukanya kembali ekspor Benih Bening Lobster (BBL) dinilai KKP akan menjadi langkah baik untuk mengoptimalkan potensi benih bening lobster di dalam negeri. Akan tetapi, KKP kurang meninjau pasti sehingga ini akan menjadi ambigu. Dalam mengatasi untuk penyelundupan benih lobster, Pemerintah menyampaikan dalam konferensi pers ”Outlook dan Program Prioritas Sektor Kelautan dan Perikanan Tahun 2024”, yang diselenggarakan di Jakarta pada Rabu (10/1/2024) ini, Sakti Wahyu Trenggono selaku Menteri KKP menjelaskan bahwa rancangan mengenai kebijakan ekspor benih bening lobster akan selesai pada akhir Januari 2024. 

”Targetnya, akhir bulan ini aturan bisa selesai,” ujar Sakti Wahyu Trenggono. 

Melalui kerjasama antar Pemerintahan negara lain yaitu Indonesia dengan Vietnam, Indonesia dapat memasok kebutuhan benih bening lobster untuk pembudidaya di Vietnam dengan syarat pelaku membayar pungutan berupa penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Dengan demikian Indonesia dan Vietnam akan menjadi negara budidaya lobster pasok global (global supply chain). (Kompas.id)

Hal ini menjadi pertanyaan banyak pihak benarkah KKP hanya menguntungkan pihak asing saja? karena sebelumnya seperti yang telah dicatat oleh KORAL (Baca: Benih Bening Lobster Kembali Boleh Diekspor: KKP Makin Kesini, Makin Kesana) kebijakan ini alih alih menguntungkan rumah sendiri, namun justru akan menguntungkan negara lain seperti Vietnam. 

Berbeda pendapat, Effendy Wong selaku Penasehat Himpunan Budidaya Laut Indonesia (HIBILINDO) justru tidak setuju jika KKP membuka keran ekspor Benih Bening Lobster (BBL) kembali karena alasan yang dinilai tidak logis. Sobat KORAL, pernyataan HIBILINDO mengenai kasus tersebut sangat tepat, Indonesia seharusnya tidak perlu untuk membuka kembali ekspor Benih Bening Lobster (BBL). Indonesia seharusnya menutup rapat rapat ekspor benih bening lobster agar meminimalisir adanya penyelundupan. 

”Tertutupnya pasokan benih ke Vietnam dengan sendirinya akan mendorong investor Vietnam beralih mengembangkan budidaya lobster di Indonesia,” ujar Effendy Wong.

Bagaimana Sobat KORAL? Sepertinya, Pemerintah terlalu fokus membuka kerjasama dengan pihak asing, tanpa memikirkan dampak kedepannya seperti apa. Masih banyak pekerjaan rumah Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan BBL di rumah sendiri. 

Pemerintah seharusnya lebih fokus dengan adanya daerah pemijahan atau nursery ground khusus untuk BBL, yang menjadi wadah aman dari jangkauan manusia atau aktivitas di ruang laut, tentunya kegiatan ini harusnya dihadirkan oleh KKP.  Alih-alih membuka peluang ekspor tetapi masih belum rapi dalam realisasinya, maka fokus dengan nursery ground dapat memupuk rasa tanggung jawab dan mengimplementasikan nilai-nilai keberlanjutan yang sebenarnya. Kalau sudah demikian akankah ekspor BBL ini menguntungkan rumah sendiri atau pihak asing? Mari Sobat KORAL kita renungkan bersama-sama. 

***