Foto: Freepik/user12627046
Fenomena pemanasan global telah mengakibatkan peningkatan suhu permukaan laut, yang berdampak signifikan terhadap ekosistem terumbu karang di perairan Indonesia. Terumbu karang yang berwarna-warni dan penuh kehidupan kini mengalami pemutihan (coral bleaching) akibat suhu yang ekstrim. Pemutihan karang memicu kekhawatiran terhadap keseimbangan ekosistem laut di Indonesia.
Terumbu karang sangatlah vital bagi ekosistem perairan. Terumbu karang dijuluki ‘arsitek laut’, dikarenakan peran terumbu karang dalam membangun struktur luas yang menampung 25% dari semua spesies laut.
Peningkatan suhu permukaan laut dapat menyebabkan karang kehilangan alga pemberi makanan dan warna simbiotik. Peningkatan suhu sebesar 1C diatas batas termal dalam kurun waktu dua bulan dapat menyebabkan alga karang mengalami stres dan kemungkinan akan mati. Jika temperatur air 2C lebih tinggi, karang cuma bisa bertahan sekitar satu bulan.
Dampak Ekologis
Terumbu karang adalah habitat bagi berbagai spesies laut dan berfungsi sebagai penghalang alami yang melindungi pesisir dari abrasi dan gelombang. Pemutihan yang meluas dapat mengurangi keanekaragaman hayati, mengganggu rantai makanan laut, dan berpotensi mengancam sumber daya perikanan.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Pemutihan terumbu karang juga berdampak pada sektor pariwisata dan mata pencaharian masyarakat pesisir yang menjadikan keindahan dan produktivitas terumbu karang sebagai daya tarik bagi wisatawan. Menurunnya kondisi terumbu karang dapat mengurangi daya tarik wisata, serta mengurangi produksi ikan dan hasil laut, mempengaruhi kesejahteraan nelayan dan komunitas pesisir.
Upaya Penanggulangan dan Konservasi
Pemerintah Indonesia bersama stakeholder terkait telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi pemutihan terumbu karang, seperti kampanye kesadaran lingkungan, penanaman kembali terumbu karang, dan penegakan regulasi terhadap aktivitas yang merusak ekosistem laut. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan sektor swasta menjadi kunci dalam upaya pelestarian terumbu karang untuk generasi mendatang.
Derek Manzello, koordinator Coral Reef Watch NOAA, yang memantau tekanan panas mengatakan, “Ketika lautan dunia terus menghangat, pemutihan karang menjadi lebih sering dan lebih parah.” Menurut kantor berita Reuters, peristiwa pemutihan karang secara global ini bisa jadi merupakan yang terburuk.
Pemutihan terumbu karang akibat suhu panas ekstrem menjadi tantangan serius yang membutuhkan respons cepat dan aksi kolaboratif dari semua pihak. Dengan meningkatnya kesadaran dan tindakan nyata dalam konservasi sumber daya laut, diharapkan Indonesia dapat memulihkan dan melindungi terumbu karang sebagai salah satu aset berharga keanekaragaman hayati laut.
Menurut para ilmuwan, hanya pengurangan emisi gas rumah kaca global dan pengurangan pemanasan suhu laut yang bisa menjamin setidaknya terumbu karang masih akan sedikit tersisa. Kolaborasi antar sektor dan komunitas menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan ekosistem terumbu karang.
***