CAPAI 24,74 JUTA TON PRODUKSI PERIKANAN, NELAYAN MASIH MISKIN?

Dilansir dari Kompas.com, dalam sebuah acara “Outlook KKP 2024”, Menteri KKP menjelaskan bahwa pada tahun 2023, nelayan telah mencapai nilai tukar sebanyak 105,40 dan nilai tukar pembudidaya ikan mencapai 104,92. Nilai tukar ini naik dari tahun 2022 sebesar 102,51 (BPS Provinsi Jawa Timur). Meskipun demikian, nelayan masih jauh dari kata sejahtera. 

Menurut menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, nelayan dapat dikatakan sejahtera jika nilai tukarnya bisa mencapai 200-300. Namun pada acara Outlook tersebut, menteri KKP hanya menargetkan kenaikan nilai tukar sebesar 108 pada tahun 2024 melalui program pembangunan Kampung Nelayan Maju (Kalaju) atau Kampung Nelayan Modern (Kalamo).  

Modernisasi Kampung Nelayan Sebagai Pintu Gerbang Kemakmuran Nelayan.

Sebagai nelayan Indonesia yang memiliki akses sumberdaya laut yang luas, tidak sejalan dengan realita bahwa mayoritas nelayan masih menjadi kaum marginal. Program kampung nelayan harus segera direalisasikan di seluruh penjuru Indonesia. Perlunya intervensi oleh KKP pada kampung nelayan tersebut dilakukan pembangunan fasilitas pokok produksi perikanan berupa dermaga dan tambatan perahu, jalan akses dan jalan kawasan,  instalasi air bersih, tempat Mandi Cuci Kaki (MCK) dan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) , penerangan, gardu pandang, serta shelter pendaratan dan pedestrian. Kegiatan ini dilakukan mendukung modelling kampung nelayan modern yang berkelanjutan. 

Bagaimana menurut Sobat KORAL, apakah program ini dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan nelayan? 

Untuk mengatasi berbagai tantangan dan permasalahan di pemukiman nelayan, penting untuk mengadopsi pendekatan yang berkelanjutan dan berkoordinasi dengan melibatkan pemerintah, masyarakat lokal, dan stakeholders untuk mencapai pengelolaan pesisir yang baik dan resiliensi terhadap perubahan iklim. Selain itu, perlu adanya pendamping dan pelatihan terkait pengolahan hasil perikanan dari hulu ke hilir. Proses pendampingan ini berlangsung dari pra-produksi, produksi, pasca-produksi, pengolahan, pengemasan dan pemasaran sehingga dapat meningkatkan produktivitas kegiatan ekonomi di kampung nelayan.

***