Gunung Kidul terkenal dengan keelokan pantainya ini membuat pemilik PT. Agung Rans Bersahaja Indonesia, Raffi Ahmad berencana membangun resort, vila, dan beach club yang akan segera dilakukan di tahun 2024. Proyek pembangunan ini tepatnya berada di Pantai Krakal, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul. Rencana ini mendapat banyak komentar miring dikarenakan potensi dampak lingkungan yang dapat muncul serta perlu ditinjau kembali dari segi kesesuaian regulasi yang berlaku. Dalam konteks ini, sangat penting untuk menyoroti kepatuhan terhadap Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 17 Tahun 2012 yang mengatur tentang Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK).
Kritik muncul akibat kawasan ini diakui sebagai kawasan lindung geologi, yang mengandung arti bahwa pemanfaatannya harus memperhatikan prinsip-prinsip perlindungan lingkungan dan geologi yang ketat. Jangan sampai mengancam ekosistem yang justru merugikan lingkungan itu sendiri. Pembangunan yang direncanakan di atas wilayah KBAK Gunung Sewu bagian timur harus diperlakukan dengan penuh kehati-hatian dan pertimbangan mendalam terhadap dampaknya terhadap lingkungan.
Dilansir dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menegaskan pentingnya ekosistem pesisir, seperti mangrove atau hutan bakau, padang lamun, dan rawa asin, dalam penyerapan dan penyimpanan karbon jangka panjang. Fenomena ini dikenal sebagai Ekosistem Karbon Biru (EKB). Meskipun ukurannya jauh lebih kecil daripada hutan, ekosistem pesisir ini memiliki kontribusi yang signifikan dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Menimang hal tersebut penting untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil dalam proses pembangunan KBAK memenuhi standar perlindungan lingkungan yang ditetapkan, dan tidak berpotensi merusak kawasan bentang alam karst Gunung Kidul.
Dari sudut pandang pengamat lingkungan banyak menyuarakan bahwa pembangunan KBAK akan banyak menimbulkan masalah ekosistem di kedepannya. Namun, Raffi Ahmad selaku calon pemilik resort tidak menanggapi serius berbagai kritik yang datang dari pengamat lingkungan.
Foto: Raffi Ahmad akan bangun vila dan beach club di Pantai Krakal, Gunungkidul, Yogyakarta (Instagram raffinagita1717)
“Nanti, nanti kita tanya lagi seperti apa. Saya juga baru tau dari teman-teman,” terang Raffi Ahmad.Raffi mengatakan jika pihaknya tidak mengetahui adanya kritik dari pembangunan resort di kawasan karst Gunung Kidul.
Sobat KORAL, kasus ini bukan kasus pertama dan mungkin tidak satu-satunya yang terjadi di Indonesia, sudah banyak terjadi krisis kawasan karst di Indonesia. Sobat KORAL, perlu diketahui bersama, jika kawasan karst memainkan peran penting dalam mengurangi perubahan iklim dan mempertahankan keseimbangan lingkungan. Kawasan karst juga memegang peran penting dalam penyediaan air bersih baik untuk kawasan karst itu sendiri ataupun kawasan disekitarnya. Sama-sama kita belajar, urgensi dari perlindungan kawasan karst untuk mempertahankan keseimbangan lingkungan:
Penyimpanan Karbon: Karst memiliki kemampuan untuk menyimpan karbon dalam bentuk batuan karbonat, seperti kapur. Proses ini membantu mengurangi jumlah karbon dioksida (CO2) dalam atmosfer, yang merupakan gas rumah kaca utama yang menyebabkan pemanasan global.
Siklus Air: Karst biasanya memiliki sistem drainase yang kompleks, termasuk gua-gua dan sungai bawah tanah. Sistem ini membantu dalam menyimpan dan mengalirkan air secara efisien, yang berkontribusi pada siklus air yang sehat. Hal ini juga dapat membantu dalam mitigasi banjir dan kekeringan.
Keanekaragaman Hayati: Kawasan karst seringkali menjadi rumah bagi beragam spesies tumbuhan dan hewan yang unik. Keanekaragaman hayati ini penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
Pengendalian Erosi: Struktur geologi karst yang unik, seperti gua-gua, tebing curam, dan formasi batu kapur, dapat membantu dalam mengurangi erosi tanah dengan menyediakan lapisan perlindungan alami.
Sobat KORAL, Pemerintah Gunung Kidul gencar meningkatkan investasi dapat memajukan perekonomian masyarakat. Namun, keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan lingkungan juga bukan sesuatu yang dapat diabaikan. Mengingat program investasi ini bernilai sangat tinggi, sudah seharusnya sebagai investor peka terhadap dampak yang akan terjadi nantinya. Salah satu dampak yang mungkin terjadi adalah kasus kekeringan, termasuk pada ketersediaan air bersih untuk keperluan konsumsi. Dengan demikian, Pemerintah sudah seharusnya dapat memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan juga harus diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang krusial.
***