DISKUSI PUBLIK ECONUSA: DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR PERIKANAN

Melaksanakan serial diskusi publik yang pertama yang bertemakan krisis iklim dari serangkaian topik yang terangkum dalam Top 10 Marine Issues 2021. 

DISKUSI PUBLIK BERSAMA TENAGA AHLI DAN AKADEMISI DI HARI NELAYAN NASIONAL

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan dataran rendah yang luas dan pulau-pulau yang kecil sehingga menempatkan negara ini ke dalam kategori sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Berbagai peristiwa besar akibat iklim ekstrem seperti banjir dan kekeringan terjadi silih berganti. Musim kemarau yang berkepanjangan mengakibatkan ribuan hektar sawah gagal panen pada tahun 2019 dan juga kebakaran hutan yang semakin sulit untuk dipadamkan.  

Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim atau Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mencatat bahwa suhu bumi sekarang 1.1oc lebih panas dibandingkan dengan kondisi pada akhir tahun 1800an dan suhu tertinggi sepanjang sejarah bumi terjadi dalam dua dekade terakhir yaitu tahun 2001-2020. Pada September 2021, suhu bumi tercatat 0.90°C lebih panas lebih dari rata-rata suhu bumi di abad ke-20. Peningkatan suhu ini tentu berpengaruh terhadap laut yang merupakan perairan terluas yang menutupi permukaan bumi. Laut menyerap 90% panas dalam 50 tahun terakhir sehingga suhu permukaan air laut juga meningkat. Ancaman perubahan iklim terhadap laut akan berdampak pada biodiversitas, perikanan dan budaya masyarakat pesisir. 

Salah satu kontributor pemanasan global dan perubahan iklim adalah praktik-praktik penangkapan ikan yang tidak sah, tidak terlaporkan dan bertentangan Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUU Fishing) dengan kaidah-kaidah konservasi. IUU Fishing merupakan kegiatan penangkapan ikan dengan cara yang tidak bertanggung jawab hingga dengan cara yang dapat merusak ekosistem perairan (destructive fishing), yang dilakukan oleh oknum-oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab yang umumnya melakukan penangkapan ikan menggunakan bahan peledak (bom ikan), dan penggunaan bahan-bahan beracun dalam menangkap ikan serta menangkap spesies kunci seperti hiu untuk diperjualbelikan. Kegiatan penangkapan ikan secara ilegal ini juga dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar, terutama terhadap kelestarian ekosistem perairan yang ada. Selain berdampak pada kerusakan terumbu karang, dan ekosistem sekitarnya, hal ini juga dapat menyebabkan kematian pada berbagai jenis dan ukuran satwa yang berada pada perairan tersebut. 

Banyak sekali dampak yang disebabkanoleh climate change salah satunya adalah tertundanya keberangkatan transportasi laut dan udara yang menghubungkan pulau-pulau di Maluku seperti Ambon, Banda dan Tual. Apabila pemanasan global terus dibiarkan, sebanyak 92 pulau-pulau kecil terluar akan berpotensi tenggelam dan jika hal tersebut terjadi maka kedaulatan dan keutuhan NKRI dapat terancam karena batas terluar 12 mil dihitung dari pulau terluar. Berdasarkan uraian di atas, perubahan iklim  dapat menyebabkan dampak yang cukup serius bagi manusia. 

Ocean Program Econusa merangkum permasalahan kelautan dan perikanan dalam dokumen Top Isu Kelautan Perikanan tahun 2021, termasuk di antaranya perubahan iklim. Diskusi publik terkait isu-isu perikanan dan kelautan tersebut penting untuk dibahas sehingga masyarakat dan stakeholder mengetahui informasi tersebut. Diharapan diskusi ini bisa menjadi rekomendasi bagi pembuat kebijakan atau pemerintah Indonesia. 

Diskusi Publik pada 06 April 2022 ini akan menampilkan:

  • Dr. Alan Frendy Koropitan S.Pi., M.Si, Tenaga Ahli Utama Kedeputian I Kantor Staf Presiden (KSP), “Komitmen Pemerintah dalam Penanganan Adaptasi dan Mitigitasi di Bidang Kelautan dan Perikanan” 
  • Amin Abdullah Ketua Lembaga Pengembangan Sumberdaya Nelayan (LPSDN),   “Imbas Perubahan iklim bagi Nelayan
  • Dr. Yonvitner, S.Pi., M.Si, Akademisi dari Institut Pertanian Bogor

Daftar sekarang melalui link registrasi berikut: info.econusa.id/WebinarPerubahanIklim