Indonesia memiliki kawasan mangrove terluas di dunia, sekitar 3,31 juta hektar, yang merupakan 20% luas mangrove dunia; 51% wilayah terumbu karang di Asia Tenggara, dan padang lamun dengan keanekaragaman hayati tinggi, dengan perkiraan luas 30.000 kilometer persegi (km²).
Ekosistem pesisir ini berperan penting dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta melindungi masyarakat yang rentan terhadap dampak bencana alam. Mangrove dan lamun di Indonesia menyimpan sekitar 3,14 miliar metrik ton karbon, setara dengan 17% karbon yang tersimpan di ekosistem pesisir. Jasa ekosistem yang disediakan oleh ekosistem mangrove Indonesia senilai USD $1,5 miliar per tahun dari dukungan perikanan komersial dan jasa perlindungan pantai senilai USD $387 juta per tahun.
Namun, lebih dari 50% hutan bakau Indonesia telah terdegradasi atau hilang, dan diproyeksikan bahwa Indonesia akan kehilangan jasa ekosistem sebesar US$1,7 miliar per tahun dalam nilai moneter akibat hilangnya hutan bakau secara terus menerus. Menyadari besarnya tantangan ekosistem mangrove di Indonesia, pemerintah Indonesia telah menetapkan target nasional untuk merestorasi 600.000 ha mangrove pada tahun 2024.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi telah menandatangani Letter of Intent dengan World Economic Forum tentang pembentukan Kemitraan Aksi Karbon Biru Nasional (National Blue Carbon Action Partnership) atau NBCAP untuk mendukung ambisi pemerintah Indonesia memulihkan dan melestarikan ekosistem karbon biru di Indonesia.
Kemitraan ini juga akan menghubungkan dan memungkinkan kolaborasi antara pemangku kepentingan terkait karbon biru global dari berbagai sektor. Kemenko bidang Kemaritiman dan Investasi akan mengkoordinasikan Sekretariat NBCAP dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mempercepat pengelolaan ekosistem karbon biru terpadu.
Selain itu, pembentukan sekretariat NBCAP bertujuan untuk mengkoordinasikan pemangku kepentingan agar aksi blue carbon berjalan dengan baik dan terintegrasi, dan blue carbon dapat dimanfaatkan secara maksimal. Untuk mendukung pembentukan NBCAP, diperlukan rapat koordinasi, lokakarya, dan survei lapangan ke salah satu kawasan mangrove di Indonesia.
Blue Carbon Action Partnership (BCAP) memiliki tujuan sebagai berikut:
- BCAP akan memfasilitasi proses koordinasi secara global dan multilateral dengan melakukan kerja sama dalam penelitian (saintek), peraturan, dan juga finansial.
- Mensinkronisasikan aksi blue carbon guna memperkuat program di nasional.
Sementara untuk lingkup pekerjaan NBCAP dalam dua tahun adalah:
- Mengidentifikasi inisiatif-inisiatif blue carbon yang dilakukan seluruh stakeholders di Indonesia dan mengoordinasikan inisiatif dimaksud;
- Dukungan dan sinkronisasi peta jalan pengembangan blue carbon;
- Mempercepat pendanaan strategis untuk program blue carbon;
Satgas NBCAP
Kelompok multistakeholder spesialis teknis dari pemerintah, akademisi, sektor swasta, innovator/start-up dan masyarakat sipil yang memberikan masukan dan bimbingan teknis, serta sumber daya dan keahlian untuk mendukung pengiriman di seluruh area dampak.
Bertanggung jawab untuk melaksanakan Rencana aksi. Terdiri dari Co-chairs (Pemerintah dan aktor Non-negara) dan anggota. IOJI menjadi salah satu anggota satgas bagian public awareness/community participation.
***
Sumber Utama: Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI)