HYDRO DIPLOMACY: SOLUSI INKLUSIF UNTUK TANTANGAN PENGELOLAAN AIR DI INDONESIA

Foto World Water Forum Bali 2024. Doc. Arah Negeri

World Water Forum (WWF) ke-10 Bali sukses digelar. Sebagai negara kepulauan dengan banyak sungai dan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang melintasi batas-batas negara, Indonesia dapat memanfaatkan hydro diplomacy untuk memperkuat kerjasama regional dalam pengelolaan air lintas batas. WWF ke 10 menjadi momentum penting dalam meningkatkan tata kelola air. Melalui tema yang diangkat, yakni “Water Shared for Prosperity”, menunjukan perhatian serius dunia global akan manajemen isu air demi kepentingan masa depan air untuk kesejahteraan bersama.

Sebagai negara kepulauan yang memiliki tantangan unik terkait air, Indonesia dapat menunjukkan inovasi dan teknologi yang digunakan dalam pengelolaan air, seperti desalinasi air laut, teknik irigasi cerdas, atau manajemen banjir. orum ini juga memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk memperkuat kerjasama regional dan internasional dalam pengelolaan air lintas batas, termasuk isu-isu transboundary water management.

Melalui sambutannya, Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan akan ada 120 proyek strategis nasional terkait air dan sanitasi bernilai USD 9,4 miliar yang akan disepakati. Jumlah yang tidak sedikit ini diharapkan dapat tersalurkan dengan baik pada masyarakat secara inklusif.

Salah satu yang disepakati dalam forum yakni pembentukan Dana Air Global (Global Water Fund) untuk merespons ketimpangan anggaran dan mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) point ke-6, yaitu pemenuhan akses air bersih dan sanitasi bagi semua. 

Strategi kolaboratif dilakukan dengan United Nations Institute for Training and Research (UNITAR), dan CIFAL (CIFAL Singapura dan CIFAL Bangkok) untuk menjembatani dua aspek penting dalam tantangan air global: pengelolaan air lintas batas dan SDGs PBB. Mengingat saat ini masih terdapat 2,2 miliar orang di dunia yang tidak dapat mengakses air bersih. 

Selain itu, Menteri PUPR yang juga merupakan Ketua Harian Panitia Nasional Penyelenggara WWF ke-10, Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa inovasi dan teknologi memang diperlukan dalam pembangunan infrastruktur air. Hal itu sejalan dengan misi penyelenggaraan WWF ke-10 yang ingin mewujudkan air untuk kesejahteraan bersama.

Strategi dan kesepakatan yang diambil pemerintah Indonesia tentunya harus jujur. Transparansi dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya air sangat penting untuk mencegah penyalahgunaan dan membangun kepercayaan publik. Akuntabilitas yang kuat terhadap hasil kebijakan juga harus dipastikan untuk memastikan bahwa kepentingan publik diutamakan.

Selain itu, pengelolaan air harus tetap memperhatikan aspek keadilan sosial, terutama memastikan bahwa akses terhadap air bersih dan layanan sanitasi mencakup semua lapisan masyarakat, termasuk yang berada di daerah terpencil.

***