MENGUNGKAP LAPISAN TERDALAM: MEMAHAMI TANTANGAN TAK TERLIHAT DALAM INDUSTRI MAKANAN LAUT

Diskusi panel yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Akuntabilitas di American University pada tanggal 1 Maret 2024, dengan tema “From Exposé to Policy Solutions in Seafood Supply Chain,” atau dalam bahasa Indonesia “Dari Paparan hingga Solusi Kebijakan dalam Rantai Pasokan Makanan Laut,” memberikan sorotan yang mendalam terhadap tantangan yang dihadapi oleh industri makanan laut dan kebutuhan mendesak akan solusi kebijakan yang efektif.

Steve Sapienza dari Pulitzer Center memulai dengan memperkenalkan film dokumenter menarik “Squid Fleet” dari The Outlaw Ocean Project, yang mengungkap realitas pahit yang dihadapi oleh nelayan di armada Tiongkok. Film ini memberikan gambaran tajam tentang dampak negatif aktivitas manusia terhadap lingkungan dan eksploitasi sumber daya laut. Ian Urbina dari The Outlaw Ocean Project juga memberikan wawasan dari pelaporan ekstensifnya, menyoroti eksploitasi tenaga kerja yang meluas di kapal-kapal Tiongkok.

Judy Gearhart dari American University menekankan penurunan sumber daya makanan laut yang mengkhawatirkan serta maraknya praktik penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur/Illegal Unreported Unregulated Fishing (IUU Fishing). Dia menyoroti perlunya kerja sama internasional untuk mengatur industri dan melindungi hak-hak pekerja.

Martina Vanderburg dari Pusat Hukum Perdagangan Manusia menyoroti kesenjangan dalam kerangka peraturan industri makanan laut. Ia mengusulkan berbagai langkah, termasuk litigasi perdata dan peningkatan transparansi, untuk menuntut pertanggungjawaban pelaku dan perlindungan terhadap pekerja yang rentan.

Molly McCoy dari Departemen Tenaga Kerja AS membahas pendekatan multifaset yang diperlukan untuk memerangi pelanggaran hak-hak buruh, IUU Fishing, dan menjamin ketahanan pangan. Dia menyoroti perlunya kolaborasi dan standar internasional dalam upaya ini.

Para panelis menekankan perlunya desain ulang kelembagaan, peningkatan persyaratan ketertelusuran, dan kolaborasi antar sektor untuk memperkuat keseluruhan rantai pasokan makanan laut. Mereka juga menyerukan peningkatan transparansi dan akuntabilitas untuk memastikan produk makanan laut yang sampai ke konsumen berasal dari sumber yang etis dan berkelanjutan.

Dari diskusi ini, terlihat bahwa mengatasi kompleksitas rantai pasokan makanan laut memerlukan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan. Dengan menerapkan kebijakan dan praktik yang efektif, kita dapat membangun industri makanan laut yang lebih berkelanjutan dan adil bagi generasi mendatang.

***

Sumber Utama : DFW Indonesia